Fundamental Analysis

Market Maker, Rumours and Stock Exchange

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Halo guys! kali ini saya ingin membagikan kisah menarik mengenai Rothschild Family and Battle of Waterloo. Langsung aja kita mulai:

Perang Waterloo terjadi pada tahun 1815 adalah perang antara Inggris (Jenderal Wellington), melawan Prancis (Napoleon Bonaparte). Dalam perang ini keluarga Rothschild memegang peranan penting, dimana Nathan Mayer Rothschild yang pada saat itu menjadi kepala keluarga menyediakan suplai emas kepada Inggris. Tidak hanya membantu Inggris, keluarga Rothschild juga membiayai kerajaan Perancis untuk berperang melalui Jacob Mayer Rothschild dengan banknya, de Rothschild Frères. Sehingga posisi keluarga Rothschild berperan banyak terhadap kedua kubu dan mereka menghasilkan uang dari perang ini.

Singkat cerita, pada tanggal 18 Juni 1815 sekutu Inggris berhasil mengalahkan pasukan Napoleon. Nathan Rothschild yang memiliki jaringan jasa pengiriman pos dan rute rahasia, mendapatkan informasi lebih cepat mengenai kemenangan Inggris. Setelah mendapatkan informasi tersebut Nathan langsung bergegas ke London Stock Exchange (LSE sudah sudah berdiri sejak 1698) dimana ia memiliki banyak agen-agen pialang yang sudah siap melakukan instruksinya. Dengan tenang, Nathan menjual surat hutang yang pada saat itu disebut dengan consuls dengan nilai yang sangat tinggi. Begitu consuls tersebut dijual dalam jumlah yang luar biasa banyak, nilainya merosot dengan tajam. Ia terus menjual dan menjual hingga nilai consuls tersebut terus menurun secara drastis.

Melihat aksi Nathan yang terlihat sangat yakin berani menjual seluruh surat hutangnya. Para pialang menjadi khawatir dan berspekulasi bahwa “Nathan telah mengetahui Inggris di kalahkan oleh Perancis !!!” Dengan cepatnya para broker menyebarkan rumor bahwa “Nathan sudah tahu! Wellington kalah dalam perang Waterloo! Napoleon menang!”

 

 

Terjadi kepanikan di pasar bursa Inggris, sekarang semua orang yang memiliki consuls berbondong-bondong untuk menjualnya tanpa memperdulikan harganya asalkan bisa terjual. Tidak hanya consuls, terjadi efek domino terhadap komoditas lainnya seperti logam mulia dan perak yang nilainya juga merosot tajam. Surat-surat berharga berserakan di bursa bagaikan sampah yang tidak ada nilainya sama sekali.

Hingga akhirnya setelah Nathan melihat sudah terjadi ‘klimaks’ kepanikan di bursa, ia memberi isyarat kepada pialang-pialangnya untuk mulai membeli consuls, surat-surat berharga dan komoditas lainnya dengan harga murah. Pialang-pialang tersebut langsung bergerak gesit memborong seluruh surat berharga yang harganya sudah sangat murah. Hingga akhirnya tanpa orang-orang sadari, Nathan telah mengumpulkan saham, surat berharga dan komoditas lainnya dengan harga yang extremely undervalue.

Beberapa saat kemudian, berita yang sesungguhnya muncul bahwa ternyata pasukan Inggris telah mengalahkan Perancis. Harga saham, consuls dan komoditas yang sudah terperosok dengan cepat rebound dan kembali kepada nilai intrinsiknya. Kekayaan keluarga Rothschild meningkat dalam waktu semalam, ada yang mengatakan kekayaannya meningkat sebesar 20x lipat. Banyak rakyat Inggris yang senang dengan berita tersebut, tetapi banyak juga yang gigit jari karena panik menjual asetnya di harga yang murah. End of story.

 

Setelah membaca cerita di atas mungkin teman-teman bertanya apakah di Indonesia, khususnya Bursa Efek Indonesia ada orang-orang yang bertindak seperti Nathan Rothschild? Jawabannya ada, dan biasanya orang tersebut dipanggil dengan sebutan ‘Bandar’. Bahkan ada ilmu untuk mempelajari pergerakan bandar yang biasa disebut ‘Bandarmology’. Bandarmology adalah … okeoke cukup saya ga akan membahas mengenai bandarmology. Apabila teman-teman tertarik, diluar sana banyak master-master yang lebih expert membahas tentang bandarmology dari pada saya.. hehe..

Back to Value Investing, berikut adalah hal-hal yang bisa kita pelajari dari kisah di atas sebagai value investor:

  1. Jangan mudah percaya kepada rumor, kecuali disampaikan oleh nara sumbernya langsung
  2. Jangan berinvestasi menggunakan hutang (margin), bayangkan orang-orang yang menjual rugi dengan menggunakan hutang
  3. Memanfaatkan momentum ‘Fear and Greedy’ untuk membeli perusahaan-perusahaan yang ‘terdiskon’

Oke guys, saya menyimpulkan 3 hal penting dari cerita di atas. Apabila teman-teman memiliki kesimpulan lainnya boleh tulis di kolom comment di bawah. Thank you untuk teman-teman yang telah membaca artikel di atas, semoga bisa membantu meningkatkan knowledge kita dalam berinvestasi.. Sekian artikel yang saya tulis, Adios ! Goodluck and Happy Investing ! 🙂

 

*Hingga saat ini saya sendiri meragukan kebenaran kisah ini, tetapi saya tetap akan menceritakannya karena banyak hal-hal penting yang bisa kita pelajari dari kisah ini.

 

Ben Graham told a story 40 years ago that illustrates why investment professionals behave as they do: An oil prospector, moving to his heavenly reward, was met by St. Peter with bad news. “You’re qualified for residence”, said St. Peter, “but, as you can see, the compound reserved for oil men is packed. There’s no way to squeeze you in.” After thinking a moment, the prospector asked if he might say just four words to the present occupants. That seemed harmless to St. Peter, so the prospector cupped his hands and yelled, “Oil discovered in hell.” Immediately the gate to the compound opened and all of the oil men marched out to head for the nether regions. Impressed, St. Peter invited the prospector to move in and make himself comfortable. The prospector paused. “No,” he said, “I think I’ll go along with the rest of the boys. There might be some truth to that rumor after all.” – Warren Buffett on Berkshire Hathaway inc. Shareholders letter 1985

Tagged

About Zomi Wijaya

Fundamentalist, Value Investor
View all posts by Zomi Wijaya →

2 thoughts on “Market Maker, Rumours and Stock Exchange

Comments are closed.