RUPS Berkshire Hathaway tahun ini terasa berbeda. Hal ini dikarenakan Charlie Munger yang biasanya menemani Buffett, telah wafat pada usianya ke 99,9 tahun. Namun, hal ini tidak mengurungkan semangat Buffett untuk memberikan petuah-petuahnya kepada seluruh pemegang saham Berkshire, berikut para penggemarnya. Bersyukur, video penghormatan untuk Charlie yang ditampilkan pada awal RUPS sedikit melipur lara ketidakhadiran orang nomor dua Berkshire tersebut.
Nah, pada artikel kali ini. Kita akan mencoba memetik beberapa pelajaran penting dari kata-kata ‘the living legend‘ Warren Buffett. Dan berikut adalah beberapa diantaranya yang penulis anggap berkesan:
1. Making Mistakes
Pada sesi acara tanya jawab, terdapat salah satu pemegang saham Berkshire yang mengajukan pertanyaan mengenai aksi jual saham yang aktif dilakukan belakangan ini. Sedangkan seperti yang kita ketahui bahwa Buffett dikenal dengan prinsip ‘our favorite holding period is forever‘.
Kemudian, Buffett menjawab bahwa ada berbagai macam alasan seseorang menjual sahamnya. Misal, dikarenakan memerlukan uang, atau terdapat saham lain yang lebih menarik, dan bisa juga dikarenakan kita menyadari bahwa keputusan yang diambil sebelumnya keliru. Contohnya, ketika Buffett membeli sebuah perusahaan furnitur di Baltimore (salah satu kota di Amerika Serikat), yang dikira adalah perusahaan baik dengan harga murah. Ternyata seiring bertambahnya ilmu dan pengalaman, mereka (Buffett & Charlie) sadar bahwa yang dibeli adalah perusahaan buruk.
Dalam hal ini pesan yang ingin disampaikan Buffett adalah, mengalami kesalahan itu tidak mengapa, bahkan sebuah kesalahan dapat membuat kita lebih pintar dan bijak kedepannya. Ketika mendengar kata-kata tersebut, penulis jadi teringat salah satu pesan pengusaha sukses di Indonesia Pak Chairul Tanjung, yang di salah satu wawancaranya pernah mengatakan bahwa kegagalan itu wajar adanya. Namun dengan dua catatan penting: Pertama, tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dan kedua, akibat dari kesalahan tersebut harus terukur dan tidak fatal sehingga membuat kita tidak dapat bangkit kembali.
“There’s no way that you can live an adequate life without many mistakes. In fact, one trick in life is to get so you can handle mistakes. Failure to handle psychological denial is a common way for people to go broke.” – Charlie Munger
2. Love the Game
Pada kesempatan lainnya, penanya menanyakan seandainya Buffett bisa kembali ke usia 20 tahun sekarang. Dengan dana kelolaan sebesar $1 juta (ekuivalen sekitar 16 miliar rupiah), strategi apa yang akan beliau gunakan? Apakah cigarbutts ala Benjamin Graham, atau membeli perusahaan bagus di harga wajar ala mendiang Charlie Munger?
Buffett tidak menjawab secara gamblang bahwa dia akan pakai strategi ini atau itu. Penekanan beliau adalah, guna mencapai hasil yang maksimal dalam berinvestasi, tidak bisa hanya semata-mata ingin menjadi kaya saja. Melainkan kita juga harus memiliki kecintaan akan pekerjaan yang kita lakukan, seperti seorang ahli biologi yang murni ingin menemukan sesuatu di bidangnya, atau seorang pemain catur yang memiliki gairah untuk terus mengembangkan bakatnya.
Kembali kepada pertanyaan di atas, hal pertama yang akan dilakukannya adalah membaca 20.000 halaman laporan Moody’s yang berisi analisa singkat berbagai macam perusahaan, yang mungkin akan diulangi untuk beberapa kali. And yeap, hal ini tidak mungkin dapat dilakukan seandainya Buffett tidak mencintai pekerjaan yang dilakukannya.
“Without passion, you don’t have energy. Without energy you have nothing.” – Warren Buffett
3. One More Day with Charlie
Pertanyaan terakhir yang penulis cukup ingat adalah, seandainya Buffett memiliki satu hari tambahan bersama Charlie. Apa yang akan mereka lakukan bersama?
Jawabannya sungguh sederhana, bahwa Buffett akan melakukan hal-hal yang mereka lakukan seperti biasanya. Setelah mengelaborasi jawabannya, Buffett menutup dengan sebuah pesan kepada penanya tersebut, ‘Dengan siapa anda ingin menghabiskan hari-hari terakhir anda? Carilah sekarang cara agar bisa menemui mereka yang anda kagumi sesering mungkin. Karena, kenapa harus menunggu di hari terakhir, seandainya kita dapat bertemu lebih sering?’
So yeap, jika kita saja sebagai penonton bisa merasakan ketidakhadiran seorang Charlie. Apalagi Buffett yang merupakan partner serta sahabat yang selalu ditemaninya setiap tahun di podium. Well, akhir kata saya pribadi ingin mengucapkan terima kasih untuk Mr. Buffett yang tetap semangat menjalani acara RUPS Berkshire selama satu hari penuh. Dan selamat jalan untuk Charlie Thomas Munger, seseorang yang sangat menginspirasi saya dengan kata-katanya yang satir dan jenaka, tidak hanya mengenai investasi, tapi lebih dari itu untuk menjadi manusia yang sedikit lebih bijak setiap harinya.
.
“Charlie never sought to take credit for his role as creator but instead let me take the bows and receive the accolades. In a way his relationship with me was part older brother, part loving father. Even when he knew he was right, he gave me the reins, and when I blundered he never – never –reminded me of my mistake.” – Warren Buffett