Life as a Value Investor

Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki

http://www.richdad.com/

 

Penulis ingin menginfokan kalau untuk review buku, akan diupdate mungkin 2-3 bulan sekali. Isi dari review buku ini adalah intisari utama yang mungkin saya kembangkan / modifikasi, dari sebuah buku yang menurut saya highly recommended. Kebetulan kali ini buku yang direview adalah buku Rich Dad Poor Dad. Buku ini adalah buku bisnis pertama yang saya baca dan telah mengubah pola-pikir saya mengenai uang.

Untuk teman-teman yang belum baca saya sangat menyarankan buku ini atau buku Cashflow Quadrant yang dikarang juga oleh Robert T. Kiyosaki (kalo perlu 2-2nya). Nah, langsung aja dalam menjelaskan intisari buku ini saya ingin menceritakan sebuah kisah yang menurut saya sangat oke untuk dibaca:

“Zaman dahulu kala ada sebuah desa kecil yang indah. Tempat itu sangat menyenangkan, sayangnya di sana ada sebuah masalah. Desa itu tak punya air jika hujan tidak turun. Untuk menuntaskan masalah itu selamanya, Kepala desa memutuskan menawarkan kontrak pengiriman air ke desa. Terpilihlah 2 orang yang mendapatkan kontrak tersebut Ed dan Bill.
Orang pertama yang mendapat kontrak itu Ed, langsung berlari pergi membeli dua ember baja dan mulai berlari bolak-balik menyusuri jalan setapak menuju danau yang jaraknya satu setengah kilometer dari desa. Ia langsung mulai menghasilkan uang saat bekerja keras dari pagi hingga petang, mengangkut air dari danau dengan kedua embernya. Setiap pagi ia harus bangun sebelum yang lain supaya bisa memastikan ada cukup air bagi penduduk desa saat mereka memerlukannya.
Pemegang kontrak kedua Bill, beberapa saat menghilang. Ia tidak terlihat selama berbulan-bulan, yang membuat Ed sangat bahagia karena ia jadi tidak mempunyai saingan. Ed mendapatkan semua pemasukan.
Bukannya membeli dua ember untuk bersaing dengan Ed, Bill membuat rencana usaha, mencari investor dan kembali enam bulan kemudian dengan kru bangunan. Dalam waktu satu tahun timnya telah membangun jaringan pipa baja antikarat bervolume besar yang menyambungkan desa dengan danau.
Pada pesta pembukaan, Bill mengumumkan bahwa airnya lebih bersih daripada air Ed. Bill tahu ada banyak keluhan tentang kotoran dalam air Ed. Bill juga mengumumkan bahwa ia bisa memasok air untuk desa selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Sedangkan Ed hanya bisa mengantarkan air pada hari kerja ia tidak bekerja pada akhir pekan. Lalu Bill mengumumkan bahwa ia akan memberikan harga 75% lebih murah daripada Ed untuk sumber airnya yang berkualitas lebih tinggi dan lebih bisa diandalkan. Penduduk desa bersorak sorai dan langsung berlari ke keran di ujung saluran pipa Bill.
Supaya bisa bersaing, Ed langsung menurunkan harganya sebanyak 75%, membeli dua ember lagi, menambahkan penutup pada ember-embernya, dan mulai mengangkut empat ember satu kali jalan. Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, ia mempekerjakan kedua anak laki-lakinya untuk membantunya melakukan giliran kerja malam dan pada akhir pekan.
Berbeda dengan Bill, ia sadar bahwa jika desa itu membutuhkan air berarti desa-desa yang lain juga membutuhkannya. Ia menulis ulang rancangan bisnisnya dan pergi untuk menjual sistem penyaluran air bersihnya ke desa-desa lain. Ia hanya mendapat keuntungan sedikit untuk setiap ember air yang disalurkan, tapi ia mengirimkan miliaran ember air setiap hari. Bill telah membangun saluran pipa untuk mengalirkan uang bagi dirinya sendiri selain untuk menyalurkan air ke desa-desa.
Bill hidup bahagia selamanya, dan Ed bekerja keras seumur hidupnya dan selalu mempunyai masalah finansial”. End of story

 

Sebenarnya bisa dibilang kisah tersebut sudah merupakan intisari dan poin utama dari buku Rich Dad Poor Dad. Akan tetapi untuk lebih lengkapnya ada 3 poin lainnya yang patut kita pelajari dari buku karangan Robert T. Kiyosaki tersebut:

Aset Vs Liabilitas

Bagi Robert T. Kiyosaki versi aset bagi dirinya, tidak sama dengan pengertian aset menurut akuntansi pada umumnya. Robert T. Kiyosaki mengatakan mengenai pengertian Aset dan Liabilitas (Kewajiban). Aset adalah segala sesuatu yang memasukkan uang ke dalam kantong kita, dan Liabilitas (Kewajiban) adalah segala sesuatu yang mengeluarkan uang dari kantong kita.

Oke kalo saya tanya Rumah Aset atau Liabilitas?

 

 

Teman-teman yang menjawab aset atau liabilitas, SALAH!

Jawabannya adalah TERGANTUNG! banyak orang telah salah dalam mendefinisikan rumah sebagai aset. Rumah menurut Robert adalah Liabilitas jika rumah tersebut mengharuskan kita untuk mengeluarkan uang dari kantong kita, Contohnya adalah membayar keamanan, pemeliharaan kebersihan, listrik dll. Tetapi bisa juga menjadi aset jika rumah tersebut menghasilkan uang yang masuk ke kantong kita. Contohnya adalah Rumah yang di sewakan dan menciptakan passive income, atau kalau lebih hebat lagi adalah rumah yang dijadikan kos-kosan sehingga bisa menciptakan passive income yang lebih besar.

 

Orang kaya ≠ Penghasilan Besar

Orang kaya = Penghasilan Besar + Passive Income > Gaya Hidup

Menurut majalah forbes, orang kaya adalah orang yang memiliki penghasilan lebih dari $1 Juta per tahun. Ternyata masih ada level di atas orang kaya yaitu orang ultra kaya, kriteraianya adalah orang yang memiliki penghasilan lebih dari $1 Juta per bulan atau kira-kira sebesar 13 Milyar Rupiah per bulan (WOW!). Tetapi, menurut Robert definisi orang kaya adalah mencapai yang namanya Financial Freedom, yaitu keadaan dimana passive income > gaya hidup. Passive income yang dimaksud Robert adalah penghasilan yang didapat dari aset yang dimilikinya tanpa harus aktif terlibat didalamnya, contohnya: Saham, Deposito, Hak paten, Properti yang disewakan, MLM.

Nah, disini ada 2 cara untuk mempercepat Financial Freedom, pertama perbesar dan perbanyak passive income dan kedua adalah perkecil biaya hidup. Menurut teman-teman mana yang lebih mudah dilakukan, mencari uang Rp. 10.000 atau menghemat uang Rp. 10.000? Menurut logika menghemat uang Rp. 10.000 jauh lebih mudah, daripada mencari uang Rp. 10.000, karena menghemat uang Rp. 10.000, berarti kita telah memiliki uang tersebut, sedangkan kalau mencari uang Rp. 10.000, kita belum tentu akan mendapatkan uang Rp. 10.000. Selain itu mencari uang Rp. 10.000 kita membutuhkan waktu, tenaga dan usaha untuk mendapatkannya. Saya sendiri mencoba untuk melakukan keduanya melalui investasi saham dan hidup sederhana.

 

Orang Kaya Bekerja Untuk Belajar

Robert T. Kiyosaki mengajarkan “orang kaya bekerja untuk belajar, bukan untuk uang”. Pada awalnya orang kaya memang bekerja untuk uang, tentunya untuk menghidupi kebutuhan hidup mereka. Namun pada akhirnya orang kaya bekerja untuk mempelajari sesuatu yang akan menghasilkan uang bagi mereka. Mereka mencoba memahami dunia bisnis, investasi, keuangan dan property. Pengetahuan tersebut kemudian mereka gunakan untuk menghasilkan jumlah kekayaan yang lebih banyak lagi melalui instrumen-instrumen investasi yang telah mereka pelajari.

 

Sekian intisari dari Rich Dad Poor Dad, semoga teman-teman cukup terinspirasi dan mendapatkan ilmu di artikel ini. Mungkin ada cerita dan intisari yang sedikit berbeda dari bukunya karena telah saya ubah secara sadar maupun tidak sadar (namanya manusia bisa aja lupa) harap dimaklumi. Saya akan mengakhiri artikel ini dengan quote dari Bill Gates, Terima kasih dan Selamat beraktifitas ! 🙂

 

“If you are born poor its not your mistake, But if you die poor its your mistake.” – Bill Gates

About Zomi Wijaya

Fundamentalist, Value Investor
View all posts by Zomi Wijaya →

1 thought on “Rich Dad Poor Dad, Robert Kiyosaki

  1. Recommended banget karena buku ini juga merubah cara berpikir saya tentang aset dan liabilitas. Good book.

Comments are closed.