Stock Analysis

Samindo Resources (MYOH) – The Dividend Stock

Pada tanggal 28 agustus kemarin Samindo Resources Tbk. (MYOH) baru saja merilis Laporan Keuangan Q2 2018-nya, dan hasilnya sangat bagus. Dimana perusahaan membukukan kenaikan pendapatan +29,5% (YoY) dan laba bersih +139% (YoY). Sehingga harga sahamnya sempat terapresiasi walaupun sekarang sudah terkoreksi kembali. So, di artikel kali ini saya ingin mengananalisa perusahaan MYOH, bagaimana kinerja kedepannya dan apakah harganya layak di beli saat ini? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut mari kita kenali perusahaan ini.

 

Company Profile

Pada mulanya MYOH adalah perusahaan yang bernama Myoh Technology yang bergerak di bidang penyedia jasa teknologi informasi. Hingga akhirnya pada tahun 2012, Samtan Co. Ltd mengakuisisi MYOH dan mengubah bisnis utamanya menjadi jasa pertambangan batu-bara. Berikut adalah struktur perusahaan dan 4 anak usaha dari MYOH:

Kontribusi pendapatan terbesar perusahaan didapat dari pemindahan tanah dan produksi batu-bara sebesar 63%, baru setelah itu pengangkutan batu-bara dengan kontribusi 28% dan yang terkecil, yakni eksplorasi hanya sekitar 9% saja.

Pada saat ini MYOH hanya memiliki 2 klien, yakni KIDECO Jaya Agung (anak usaha INDY, tambang batu-bara terbesar ke-3 di Indonesia) dan Gunung Bayan Pratama Coal (anak usaha BYAN), dimana sebetulnya sekitar 90% pendapatan perusahaan masih didominasi oleh KIDECO. Oh ya, yang teman-teman perlu cermati juga adalah kedua klien tersebut masih terafiliasi dengan manajemen MYOH, dimana pada saat ini Samtan (Pemilik 59% MYOH), masih memiliki 9% saham di KIDECO dan Dato Low Tuck Kwong (Pemilik 14% MYOH) adalah founder dari Bayan Group itu sendiri.

Berbeda dengan emiten pertambang batu-bara, faktor yang paling mempengaruhi pendapatan MYOH adalah risiko alam. Dimana seandainya curah hujan tinggi, bisa menghambat kegiatan operasionalnya yang mengakibatkan pendapatan perusahaan menurun. MYOH tidak terpengaruh secara langsung oleh harga jual batu-bara, namun ikut merasakan efek domino dari naik/turunnya harga batu-bara. Contohnya, ketika harga batu-bara naik, maka biasanya perusahaan tambang menggenjot produksinya (melalui kontraktornya), ketika kontraktor dapat memproduksi lebih banyak, maka pendapatan akan semakin besar. Disamping itu, dengan naiknya harga batu-bara ‘biasanya’ perusahaan kontraktor juga memiliki kesempatan untuk negosiasi tarif ulang.

Okey, kita sudah sedikit mengenal perusahaan ini, selanjutnya mari kita melihat fundamental MYOH:

 

Analisa Fundamental Perusahaan

Data diolah berdasarkan Laporan Keuangan Perusahaan, Kuartal-2 2018

Berdasarkan data di atas, saya menyimpulkan bahwa MYOH adalah perusahaan yang sangat sehat dan memiliki kinerja yang ‘outstanding’. Kita bisa melihat bahwa perusahaan memiliki hutang yang sangat konservatif, dimana banyak emiten sejenis lainnya yang terlalu agresif dalam mengambil hutang. Nah, selanjutnya kenapa saya mengatakan bahwa kinerjanya outstanding? Jawabannya adalah karena pendapatan MYOH jauhhh lebih besar dibandingkan aset ataupun kapitalisasi pasar perusahaan itu sendiri! Hal ini juga didukung dengan rasio Margin dan ROE yang tinggi.

Okey, berarti kita udah nemu barang bagus nih, pertanyannya harganya gimana? Apakah saat ini harganya layak untuk dikoleksi? Apabila kita melihat rasio PER yang hanya 4,9x, tentu kita dapat menyimpulkan bahwa harganya sudah murah. Tetapi PBV 1,4x apakah kita dapat menyimpulkan murah? Sebelumnya kita harus mengetahui bahwa MYOH adalah salah satu perusahaan yang sangat konsisten membagikan dividend (biasanya bulan mei) dengan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio / DPR)  yang sangat tinggi. Pada bulan mei 2018 kemarin, MYOH membagikan 147% laba bersihnya pada tahun 2017 sebagai dividen tunai (dividend yieldnya sekitar 12%).

Kita harus mengetahui bahwa efek pembagian dividen akan mempengaruhi ekuitas perusahaan melalui yang namanya laba ditahan / retained earnings. Dimana apabila perusahaan membagikan dividen yang lebih besar dibandingkan laba bersihnya, akan menyebabkan penurunan laba ditahan. Hal tersebut menyebabkan ekuitas perusahaan menurun dan membuat PBV perusahaan terlihat premium. Sehingga untuk saham MYOH, selain memperhatikan kinerja dan valuasi kita juga wajib melihat kebijakan dividen perusahaan.

Sekarang, mari kita lihat target perusahaan pada tahun ini:

 

Target Perseroan 2018

Saya ingin mengapresiasi manajemen Samindo karena perusahaan sangat transparan dalam memberikan informasi kepada investor-investor retail. Salah satu alasan mengapa saya mengatakan hal tersebut adalah karena perusahaan memberikan informasi pencapainnya pada tahun 2017, dan hasilnya in-line dengan target manajemen (walaupun Laba Sebelum Pajak perusahaan meleset 25%). Sehingga dari pencapaiannya di tahun 2017 kemarin, kita dapat mempercayai target perusahaan di tahun ini.

Nah, ditahun ini perusahaan menargetkan pertumbuhan yang cukup signifikan, kita bisa melihat target pendapatan tahun ini tumbuh sebesar 35,7% YoY. Yang lebih menarik adalah pada tanggal 28 Agustus kemarin, manajemen melakukan revisi target laba bersih dari $17 Juta ke $22 juta. Dimana manajemen juga mengatakan bahwa pada tahun 2019 mendatang, perusahaan akan membagikan dividen sebanyak 80% dari laba bersih. Selanjutnya mari kita hitung-hitung berapa kira-kira dividen yield MYOH pada tahun depan, apabila perusahaan mencapai target laba bersihnya:

Dari data di atas kita dapat menyimpulkan bahwa *apabila perusahaan berhasil mencapai target laba bersihnya pada tahun ini, maka dividend yield perusahaan yang akan dibayarkan pada tahun depan sebesar 14,1%!!! Dengan dividen yield yang setinggi itu, maka harga sahamnya pada saat ini membuatnya menarik. Masalah selanjutnya adalah berapa persen probabilitas perusahaan mencapai target laba bersihnya? Apabila kita melihat kinerja MYOH yang gemilang pada Q2 2018 kemarin, seharusnya pencapaian MYOH pada tahun ini tidak jauh berbeda dengan target manajemen.

Okey, mari kita bahas kesimpulannya. Didukung dengan fundamental perusahaan yang bagus dan optimisme manajemen, saya menyimpulkan bahwa MYOH pada saat ini layak dipertimbangkan untuk dikoleksi. Lalu bagaimana jika perusahaan tidak berhasil meraih laba bersihnya sesuai dengan target perusahaan? Katakanlah perusahaan hanya berhasil meraih 75% dari target laba bersihnya dan tetap membayarkan DPR sebesar 80%, maka dividend yield perusahaan masih sebesar 10,5% (lumayan lah, masih bisa buat beli siomay) :))

 

In the end, saya akan akhiri artikel saya sampai sini. Tentunya kebijakan untuk membeli/menjual kembali pada keputusan kita masing-masing. Semoga teman-teman mendapatkan ilmu yang bermanfaat setelah membaca artikel ini. Mohon maap kalau ada kesalahan dalam penulisan di artikel saya ini,. Adios amigos, Goodluck and Happy Investing Guys! ?

 

“What an investor needs is the ability to correctly evaluate selected businesses. Note that word ‘selected’: You don’t have to be an expert on every company, or even many. You only have to be able to evaluate companies within your circle of competence. The size of that circle is not very important; knowing its boundaries, however, is vital.” – Warren Buffett

 

Tagged , ,

About Zomi Wijaya

Fundamentalist, Value Investor
View all posts by Zomi Wijaya →

4 thoughts on “Samindo Resources (MYOH) – The Dividend Stock

  1. wow, 14.1% cuy… 10.5% juga not bad sih, apalagi harga sahamnya bisa turun jauh lebih dalam dari harga saat ini..
    Bisa mungkin 50% porto isinya MYOH kali ya XD, daripada duitnya ditarok di deposito atau obligasi

  2. Hallo pak zomiwijaya,

    Mungkin bisa di ulas pak untuk update MYOH prihal rugi selisih kurs pada Q1 2020 ini,
    Googling prihal rugi selisih kurs belum menemukan jawaban yang mudah di pahami heheh karena memang bukan background finance mungkin ya 🙂

Comments are closed.