Stock Analysis

Waskita Karya (WSKT) – Murah atau Murahan?

Semenjak awal tahun 2018, IHSG sudah terkoreksi -7,1%. Terjadinya penurunan market dalam satu tahun adalah sesuatu yang sangat wajar, apalagi tahun 2017 kemarin IHSG memang sudah naik 19,99%. Tetapi ada satu fenomena menarik di bursa kita, dimana saham-saham sektor konstruksi yang kinerjanya bagus, harganya malah terkoreksi. Bahkan koreksinya lebih dalam dibandingkan penurunan pasar itu sendiri.

Fenomena ini sungguh sangat menarik, sehingga saya mencoba untuk menganalisanya lebih mendalam mengapa hal ini bisa terjadi. Yeap, setelah selesai menganalisa saya langsung berpikir untuk membuat artikel ini.. hehe..  So, di artikel ini, saya ingin mengulas saham Waskita Karya (WSKT) sekaligus membahas mengenai penyebab turunnya sektor konstruksi, khususnya saham-saham BUMN Karya. Okey, mari kita mulai!

Pegerakan saham Year to Date: IHSG (-7%), ADHI (-35%), PTPP (-48%), WIKA (-25%) dan WSKT (-34%)

 

Company Profile

WSKT adalah perusahaan BUMN Karya terbesar di Indonesia dengan total aset sebesar 129 Triliun, yang mana nilai Aset tersebut adalah yang terbesar dibandingkan perusahaan konstruksi lainnya. Main business WSKT sendiri ada 5, yakni Jasa Konstruksi, Pengelolaan Tol (WTR), Precast (WSBP), Properti (Waskita Realty) dan Energi (Waskita Energi). Sayangnya, sampai saat ini 96% pendapatan WSKT masih berasal jasa konstruksinya.

Sepertinya saya ga usah panjang lebar menjelaskan profil perusahaan. Teman-teman yang tinggal di daerah jawa dan sekitarnya pasti cukup familiar dengan logo Waskita, dimana proyek yang sedang dikerjakan saat ini memang banyak sekali. Selanjutnya mari kita coba analisa fundamental perusahaan.

 

Fundamental Analysis

Sumber: Laporan Keuangan WSKT, diolah

Berdasarkan data laporan keuangan Q3-2018, kita dapat melihat bahwa WSKT masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 27% YoY dan laba bersih sebesar 40% YoY. Rasio kinerja NPM, GPM dan ROE juga bagus, bahkan apabila kita bandingkan dengan peers-nya WSKT memliki rasio profitabilitas yang superior.

Bagaimana dengan valuasinya? Saya dapat katakan bahwa WSKT sedang berada di harga yang undervalue, dimana PER perusahaan hanya 4,1x dan PBV sekitar 1,2x. Dengan asumsi kinerjanya tetap bagus hingga akhir tahun nanti (dan sepertinya begitu), dividend yield perusahaan di tahun 2019 nanti juga cukup tinggi (di atas 4%). Nah, okey kita udah ngomong yang bagus-bagus, tapi kenapa harga sahamnya kok malah turun terus?

Saya pribadi, melihat ada 5 hal utama penyebab menurunnya saham WSKT (termasuk saham-saham konstruksi lainnya) sebagai berikut:

Market yang Terkoreksi

Seperti yang dijelaskan di awal bahwa secara year to date market sudah terkoreksi 7% sehingga wajar apabila secara umum saham-saham yang kita pegang juga terkoreksi. Penyebab penurunan pasar ini adalah karena Systemic Risk (Market Risk), yaitu risiko-risiko yang berada diluar kendali kita, contoh yang masih hangat kemarin adalah krisis turki, rupiah yang melemah dan defisit transaksi berjalan. Karena risiko ini diluar kendali, kita dapat fokus kepada risiko yang dapat kita kendalikan saja, seperti melakukan analisa Value Investing, diversifikasi dan sebagainya. Jadi kalau hanya karena faktor market, just relax guys nantiiiiiiiiiiiiiiii juga IHSG naik lagi.. hehe 🙂

Sentimen Negatif

Faktor kedua adalah karena banyaknya sentimen negatif terhadap sektor konstruksi. Contohnya: anggaran infrastruktur bakal diturunkan, proyek mangkrak, pemerintah tidak mampu bayar dan masih banyak lainnya. Okey, mari kita bahas 1-1 sentimen tersebut. Berdasarkan data yang saya kutip dari koran Bisnis Indonesia tanggal 10 November 2018, kita dapat melihat bahwa Anggaran Infrastruktur dalam APBN tahun 2019 masih naik, Jadi kalau ada yang bilang anggaran diturunkan, monggo lihat data di bawah ini 🙂

Sumber: Bisnis Indonesia

Mengenai proyek mangkrak, Saya pribadi (tinggal di Jakarta) dapat melihat secara langsung bahwa pada saat ini pembangunan masih terus berjalan dan mungkin teman-teman yang tinggal di pulau jawa pun dapat melihatnya secara langsung (https://www.pu.go.id/berita/view/15839/9-ruas-tol-trans-jawa-akan-diresmikan-hingga-akhir-2018-untuk-kembangkan-pusat-pertumbuhan-ekonomi).

Sentimen terakhir, kalau pemerintah ga mampu bayar gimana? Well, saya pribadi cukup optimis karena saat ini fundamental Indonesia masih cukup baik bila kita bandingkan dengan negara berkembang lainnya ataupun apabila kita membandingkan fundamental kita sendiri dengan tahun 2008 maupun 1998 (http://zomiwijaya.com/1432-2/). Kalau teman-teman pesimis, maka yasudah lebih baik wait and see terlebih dahulu atau investasi di deposito sajalah yang aman-aman.. hehe 🙂

Cash Flow Problem

Nah, kalau terkait sentimen negatif cash flow, itu bukan sekedar wacana dan nyata adanya. Kita dapat melihat bahwa saat ini cash flow perusahaan masih negatif dengan financial leverage yang cukup tinggi (DER perusahaan berada di level 5,86x). Selain karena banyaknya proyek yang mereka kerjakan, hal ini juga disebabkan karena mayoritas kontrak WSKT menggunakan skema pembayaran Contractor pre Financing (CPF) atau lebih umum dikenal dengan turnkey project.

Dengan skema CPF, kontraktor baru akan mendapatkan pembayaran apabila pekerjaan konstruksi telah benar-benar diselesaikan. Sehingga pada kasus ini, WSKT harus benar-benar mencari modal sendiri untuk menyelesaikan proyek tersebut hingga selesai. Modalnya ini bisa didapatkan melalui hutang bank, obligasi, right issue, sekuritisasi aset, dan lain-lain. Hal inilah yang membuat cash flow WSKT negatif, tetapi apabila kita melihat tren cash flow-nya sebetulnya ada perbaikan sebagai berikut:

Sumber: Laporan Keuangan WSKT, diolah

Sebetulnya cash flow ini ada hubungannya dengan penyebab keempat, mari kita lanjutkan.

Target Kontrak di bawah Ekspektasi

Hingga artikel ini ditulis WSKT baru mencapai target kontrak baru sebesar 11,6 Triliun atau baru 17% dari target manajemen yang sebesar 70 Triliun. Penurunan target ini, menurut saya sebetulnya sangat wajar, kenapa? untuk mengatasi masalah cash flow, memang seharusnya prioritas perusahaan saat ini adalah menyelesaikan proyek-proyeknya yang sedang berjalan terlebih dahulu, dibandingkan mengejar kontrak baru.

Karena apabila proyek infrastruktur yang terlalu banyak, sedangkan proyek lama belum selesai hal ini akan memperburuk masalah keuangan dari WSKT itu sendiri dan sangat mungkin untuk menurunkan kualitas proyek ataupun safety dari pengerjaan proyek yang dilakukan perusahaan. Oh ya, FYI kontrak carry over (bawaan) WSKT saat ini masih ada 90 Triliun (jadi masih banyak juga sebetulnya).

Tahun Politik 2019

Penyebab terakhir adalah faktor ‘uncertainty’ atau ketidakpastian, yang disebabkan pemilu presiden pada tahun depan nanti (tepatnya bulan april 2019). Apabila kita melihat program kerja petahana saat ini, fokusnya memang masih kepada program infrastruktur. Tetapi bagaimana seandainya oposisi yang menang? apakah program petahana atau infrastruktur akan terus dilanjutkan? Bagaimana dengan proyek-proyek yang belum selesai? Gimana kalau mangkrak? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Actually, saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut because i’m not a politician 🙂

Tetapi mengutip kata Warren Buffett bahwa ‘investing according to your political convictions may make you feel good, but may not necessarily be financially prudent.’ Mengikuti guru besar Buffett, saya pribadi cukup senang apabila petahana menang dimana program petahana sudah jelas, yakni fokus kepada infrastruktur. Akan tetapi saya juga tidak ada masalah seandainya oposisi yang terpilih nanti, karena siapapun Presiden RI selanjutnya saya percaya pasti ingin membuat negara ini lebih maju.. hehe.. sekarang mari kita lanjutkan ke pembahasan akhir.

 

Key Takeaway

www.stockbit.com

Berdasarkan analisa di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa WSKT adalah perusahaan yang bagus, (kalau jelek ga mungkin pemerintah kasih banyak proyek). Dan seperti yang sudah saya sampaikan di atas bahwa WSKT sedang berada di harga yang undervalue. Pada fase optimisnya (tahun 2016) PER WSKT pernah menyentuh level 30x dengan PBV mencapai 4x (perhatikan gambar di atas).

Pergerakan saham BUMN Karya Tahun 2014 – 2015: WSKT (+250%), PTPP (+201,7%), ADHI (+132,1%) dan WIKA (+121,4%)

Disamping kinerjanya dan valuasi yang murah, berdasarkan historical juga harga-harga saham konstruksi terapresiasi ketika tahun politik (lihat gambar di atas).  Kenaikan tersebut dimulai semenjak awal tahun, dan dilanjutkan pada pertengahan tahun 2014 ketika fase ‘uncertainty‘, yakni pilpres sudah lewat.

Sehingga saya dapat mengatakan bahwa WSKT sangat layak untuk dipertimbangkan dengan risk and reward yang menarik. Risikonya terbatas karena faktor-faktor sebagai berikut: kinerja Q3-2018 kemarin bagus, harganya sudah undervalue, cash flow perusahaan mulai membaik dan terakhir, secara historical pada tahun pemilu saham-saham konstruksi outperform market.

Lalu bagaimana dengan reward-nya? Saya tidak dapat mengatakan bahwa WSKT pasti naik 250% seperti tahun 2014 silam, tetapi katakanlah untuk naik ke level 3.000 (+100%) seperti awal tahun 2018 kemarin, masih sangat mungkin bukan? 🙂

 

Sebelum saya akhiri, saya mendapatkan masukan dari teman-teman, “Pak Zomi, kalau bikin artikel saham tolong kasih tau harga masuk, target price dan stop loss juga dong“. Okey, saya jawab. Harga masuk WSKT 1.500, semakin rendah semakin baik (sebetulnya di bawah 2.000 sudah murah). Targetnya sudah saya sampaikan di atas. Sedangkan mengenai stop loss, jujur saja bahwa saya tidak menerapkan stop loss secara teknikal. As long as fundamental perusahaan tetap bagus, kita seharusnya senang karena bisa membeli saham tersebut di harga yang lebih murah. Yep, se-simple seperti itu 🙂

 

Okey, artikelnya kita akhiri sampai disini, semoga teman-teman yang membaca artikel ini mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Apabila teman-teman memiliki analisa lainnya terkait sektor konstruksi, maupun saham-sahamnya silahkan menulisnya di kolom komentar di bawah.. hehe.. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Teguh karena sudah mensharingkan ilmunya kepada saya, juga IDX, Stockbit, Bisnis Indonesia dan Kemenkeu yang saya kutip data-datanya, sehingga saya dapat menyelesaikan artikel ini. Mohon maap kalau ada kesalahan dalam penulisan di artikel ini. Adios amigos, Goodluck and Happy Investing Guys!

 

 

“Know what you own, and know why you own it.” – Peter Lynch

 

Tagged , , , ,

About Zomi Wijaya

Fundamentalist, Value Investor
View all posts by Zomi Wijaya →

6 thoughts on “Waskita Karya (WSKT) – Murah atau Murahan?

  1. Pak Zomi,

    Aset waskita bisa tumbuh sebegitu banyak karena proyeknya pake skema CPF ya? misal uda PHO / BAST berarti Asetnya langsung balik ke Bouwheernya?

    1. Salam Pak Shetra,

      Pertumbuhan Aset WSKT bisa tinggi dikarenakan banyak faktor, seperti banyak memenangi tender proyek infrastruktur, mengembangkan bisnis anak usahanya, melakukan aksi-aksi korporasi dan sebagainya.

      Memang skema CPF WSKT, membantu perusahaan untuk memenangi tender-tender proyek infrastruktur tersebut, dimana mereka harus menggunakan hutang dalam mendanai proyeknya sampai selesai.

      Rumus aset sendiri = Ekuitas + Liabilitas (hutang)

      Ketika proyeknya selesai nanti, asetnya tidak turun (atau malah naik). Hanya pencatatan akuntansinya sudah pasti berubah:
      – Pada bagian aset, piutang akan menjadi kas.
      – Sedangkan liabilitas perusahaan cenderung akan berkurang, lalu ekuitas (retained earnings)nya akan bertambah.

      kesimpulannya, setelah PHO atau BAST aset perusahaan tidak akan langsung turun.

      Semoga membantu

  2. Saya belum melihat saham ini undervalue. Justru sebelumnya sangat overvalue karena terbawa perasaan “rezim infrastruktur” sehingga market melakukan koreksi sendiri. Dan…salah satu pelaku yang taking profit saham ini adalah (bekas) dirutnya sendiri (yang dipecat karena buruknya manajemen keselamatan perusahaan). Cash Flow juga kurang baik dan kondisi hutang besar masih menjadi tantangan WSKT. Harga 1500 (PBV 1.2) murah jika WSKT tidak ada memiliki tantangan-tantangan tersebut. Harga tersebut belum bisa dikatakan murah, cuma sedang saja.

  3. Pak Zomi,

    Terima kasih untuk artikelnya.

    Bagaimana caranya untuk melihat data – data seperti skema CPF, kontrak baru dan yang lama tapi belum selesai? Kemudian untuk target manajemen 70M dilihat dari mana ya Pak?

    Terima kasih

    1. Salam Ibu Karina,

      Untuk mengetahui skema CPF dan/atau kontrak-kontrak WSKT, kita bisa membaca materi public expose & laporan tahunan terbaru emiten, yang mana kedua dokumen tersebut bisa dilihat di http://www.idx.co.id.

      Langkah-langkahnya, kira-kira seperti ini:
      – Buka http://www.idx.co.id
      – Pilih perushaaan tercatat -> keterbukaan informasi
      – Masukan kode saham, dan kata kunci ‘public’ untuk public expose dan ‘laporan tahunan’ untuk laporan tahunan
      *untuk laporan tahunan, memang kita harus agak teliti. Jadi kalau bisa dibaca setiap halaman hingga akhir.

      Semoga membantu,

Comments are closed.